• Inpari-13, Varietas Unggul Baru Padi Tahan Wereng Batang Coklat

    Inpari-13

    Varietas unggul Inpari-13 berasal dari hasil persilangan
    antara OM606 dengan IR 18348-36-3-3. Karakteristik
    varietas Inpari-13 adalah mempunyai bentuk tanaman
    tegak, tinggi tanaman 102 cm, anakan produktif 17
    batang, warna kaki hijau, warna daun hijau, permukaan
    daun kasar, posisi daun agak tegak, posisi daun
    bendera tegak, warna batang hijau, bentuk gabah
    panjang ramping, warna gabah kuning bersih. Varietas
    Inpari-13 mempunyai umur panen 99 hari, rasa nasi
    pulen dengan kadar amilosa 22,4%. Potensi hasil
    Inpari-13 adalah 8 t/ha GKG.
    Deskripsi Varietas Inpari 13
    Varietas Inpari-13 memiliki sifat tahan terhadap
    hama wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3, tahan
    terhadap penyakit blas ras 033, serta agak tahan
    penyakit blas ras 133, 073, dan 173. Varietas Inpari-
    13 agak rentan terhadap penyakit hawar daun dan
    rentan terhadap penyakit virus tungro.
    Varietas Inpari-13 cocok ditanam pada lahan sawah
    tadah hujan dataran rendah sampai ketinggian 600m
    dpl. <GP>



    Sumber: Balai Besar Penenelitian Tanaman Padi
    info detail inpari 13 klik : http://www.litbang.deptan.go.id/varietas/one/749/


    Tetapi Varietas ini memiliki kekurangan seperti yang terjadi di tuban:


    Padi Siap Panen Di Tujuh Kecamatan Diserang Hama Misterius

    E-mail Print PDF
    Tuban, Bhirawa
    Ratusan hektar tanaman padi siap panen di kabupaten Tuban, gagal panen akibat serangan hama misterius yang hingga saat ini belum terdeteksi hama jebnis apa. Karen aserangan hama tersebut, para petani mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
    Beberapa wilayah yang terkena serangan hama misterius tersebut diantaranya pada tujuh wilayah Kecamatan, masing-masing Kecamatan Merakurak, Jenu, Singgahan, Bangilan, Semanding, Palang dan kecamatan Widang yang merupakan daerah lumbung padi di Bumi Ronggolawe ini.
    Dari pantauan bhirawa, asalah satu wilayah terparah akibat serangan hama mistyerius tersebut, berada di Desa Kapu Kecamatan Merakurak. Para petani berharap besar dari hasil panennya tahun ini, terpaksa memotong tanaman padi yang sudah kering tak berisi alias puso.
    Dari pengakuan salah seorang petani setempat, Warsilan menyampaikan, bahwa hama aneh ini, mulai menyerang tanaman padi ketika tanaman metreka berumur 40 hingga 60 hari, kondisi tanaman langsung mengering dengan akar batang yang membusuk, bulir gabah memutih tak berisi mirip dengan serangan hama sundep namun lebih mematikan.
    Ditambahkan para petani, bahwa hama ini kebal dengan segala macam obat pestisida, sehingga sulit ditanggulangi, akibat serangan hama ini, harga gabah yang semula berkisar Rp. 2.000/kg, kini sudah tak laku dijual, para pedagang enggan membeli gabah petani karena tak mau rugi.
    "Seperti hama sundep, akan tetepi saat kita obati dengan hama sundep tetep aja ngak mempan, kita jogo mencoba obat pestidida lain, juga tidak ada hasilnya, hingga tanaman kami mongering seperti ini mas" Kata Warsilan.
    Akibat dari serangan hama misterius tersebut, para petani terpaksa menanggung kerugian modal tanam dan perawatan yang berkisar antara Rp.1 juta hingga Rp.2 juta per petani, sementara untuk meminilmalisir kerugian, sejumlah petani tetap memanen tanaman padi mereka dengan harapan masih ada sisa gabah yang dapat disimpan untuk kebutuhan makan sehari hari.
    "kerugian kami banyak sekitar 1 hingga 1,5 juta akibat diserang hama aneh, gabah hasil panen tak laku, sawah saya seluas 200 meter persegi biasanya mampu panen hingga 18 kwintal gabah…kini tak menghasilkan apa apa karena sebagian besar telah puso" Keluh Warsilan.
    Sementara Kasubag Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Sudarmuji belum bisa dikonfirmasi, berulang kali saat dikonfirmasi bhirawa via phonselnya tidak pernah dijawab.

    Gambar Menyusul.

    Sumber: http://www.harianbhirawa.co.id/demo-section/copy-of-sosok/25029-padi-siap-panen-di-tujuh-kecamatan-diserang-hama-misterius

0 komentar:

Posting Komentar